Rabu, 25 Februari 2009

Lagi, Sidang Buchtar Didemo

Dinilai Sandiwara Politik, Massa Sempat Blokir Jalan

(PH Nilai Dakwaan JPU Kabur )
JAYAPURA- Seperti persidangan sebelumnya, sidang lanjutan terdakwa kasus makar Buchtar Tabuni yang mengaku Ketua Panitia IPWP ( Internasional Parlement For West Papua) di Pengadilan Negeri Jayapura, Rabu (25/2), kembali diwarnai aksi demo oleh massa yang mengaku Komite Nasional Papua Barat (KNPB), pimpinan Benyamin Gurik.
Aksi demo ini sendiri dimulai sekitar pukul 09.00 WIT, bersamaan dengan dimulainya persidangan Buchtar Tabuni.
Sidang lenjutan kemarin, mengagendakan pembacaan eksepsi oleh Penasihat Hukum terhadap dakwaan JPU.
Sebelum berkumpul dan melakukan orasi di depan pengadilan, tepatnya di samping Toko Onyx, massa yang berjumlah ratusan orang itu melakukan aksi long march sambil membentangkan beberapa spanduk dan pamflet dari depan Expo Waena hingga di depan pengadilan.
Dalam orasinya yang dilakukan secara bergantian, mereka minta kepada pihak aparat penegakkan hukum agar segera membebaskan Buchtar Tabuni dari proses persidangan. Sebab, bagi mereka tidak ada alasan memperkarakan Buchtar ke proses pengadilan.
" Buchtar bukan penjahat atau kriminal. Buchtar adalah pahlawan, tokoh dan pejuang HAM dan demokrasi di Papua. Apa yang dilakukan Buchtar selama ini berjuang untuk menegakkan hak-hak dasar rakyat Papua yang selama ini ditindas dan dijajah oleh republik ini," ujar Benyamin Gurik dalam orasinya berapi-api.
Yang harus diketahui oleh republik ini kata dia bahwa, perjuangan yang dilakukan Buchtar Tabuni mendapat dukungan dunia Internasional. Karena itu dirinya sangat menentang keras aksi penangkapan Buchtar hingga diproses ke pengadilan.
Menurutnya, masalah politik harus diselesaikan dengan pendekatan politik bukan dengan cara-cara represif dan pendekatan hukum. Selain itu, pasal-pasal makar yang dikenakan Buchtar sudah tidak relevansi dengan kondisi saat ini, karena hukum tersebut merupakan hasil adobsi dari penjajah Belanda.
Baginya, proses pengadilan terhadap Buchtar merupakan sandiwara atau dagelan politik para penguasa republik ini untuk membungkam rakyat Papua yang ingin memperjuangkan hak-haknya di tanah sendiri.
Sementara dalam orasi lainnya, mereka menganggap bahwa kemerdekaan adalah hak setiap bangsa dan itu sangat tegas dalam mukadimah UUD 1945. Karena itu, siapapun mereka ini tidak bisa menghalangi rakyat Papua untuk memperjuangkan ideologinya sendiri.
Di mata mereka, penangkapan Buchtar Tabuni adalah sebuah skenario oleh aparat intel yang ingin mendapatkan penghargaan dari atasannya, seperti jabatan dan kenaikan pangkat dengan mengorbankan orang lain. Karena itu, mereka meminta kepada aparat keamanan untuk menghentikan aksi-aksi penangkapan terhadap rakyat Papua yang tidak bersalah seperti yang dialami Buchtar Tabuni.
Aksi demo dan orasi yang mereka lakukan itu berakhir seiring selesainya proses persidangan tersebut. Setelah melihat mobil tahanan jaksa yang membawa Buchtar Tabuni keluar dari pengadilan, saat itu juga massa langsung berhamburan ke jalan sambil berlari ke depan kantor Pos Abepura.
Akibat aksi massa yang turun ke jalan itu membuat arus kendaraan Abe- Waena maupun dari Waena - Abe mendadak macet. Bahkan sejumlah kendaraan ada yang langsung berbelok arah untuk menghindari massa tersebut.
Mengetahui massa turun kejalan dan membuat arus lalu lintas macet, aparat keamanan dari Dalmas Polresta dan Brimob yang sebelumnya berjaga-jaga di Pengadilan langsung merapat ke lokasi tempat dimana massa berkumpul untuk melakukan pengamanan.
Di depan kantor Pos, massa kembali melakukan orasi dan berencana akan bergerak dengan berjalan kaki ke kantor DAP di depan Expo Waena. Namun setelah Kapolsekta Abepura AKP Dominggus Rumaropen datang dan bernegoisasi, akhirnya diperoleh kesepakatan untuk menghindari kemacetan jalan, aparat keamanan siap membantu menyiapkan kendaraan untuk mengangkut massa.
Dengan pengawalan 6 kendaraan petugas keamanan, massa akhirnya mau meninggalkan lokasi dengan mengunakan empat truk yang kebetulan melintas dalam kondisi kosong.
PH Buktar Nilai Dakwaan JPU Kabur///
Sementara itu, Tim Penasehat Hukum (PH) terdakwa Buchtar Tabuni berjumlah 15 orang yang ikut dalam sidang tersebut, menilai dakwaan JPU terhadap Buchtar adalah tidak sah dan batal demi hukum.
Menurut Pieter Ell, Ketua Tim PH Buktar Tabuni, dakwaan yang diberikan Jaksa adalah tidak cermat, tidak jelas dan kabur, maka ia meminta keberanian majelis hakim untuk menyetop perkara tersebut kemudian membebaskan Buchtar Tabuni
"Kami menilai prosedur yang dilakukan tidak sesuai aturan-aturan yang ditetapkan yaitu KUHAP, sehingga seluruh proses penyidikan yang dilakukan sampai dengan terbitnya surat dakwaan JPU menjadi tidak sah, dan selanjutnya surat dakwaan JPU tidak cermat, tidak jelas dan tidak lengkap menguraikan tindak pidana yang didakwaan kepada terdakwa," paparnya didampingi Iwan Niode, SH saat di temui wartawan setelah acara sidang digelar, Rabu (25/2) kemarin.
Di Wamena Juga Ada Demo
Sementara itu dari Wamena juga dilaporkan, kelompok Solidaritas Peduli HAM dan Demokrasi Jayawijaya juga melakukan aksi demo damai di depan Kantor Pengadilan Negeri Wamena, Rabu (25/2) siang.
Mereka menuntut agar Bucthar Tabuni dan Sebby Sambom segera dibebaskan tanpa syarat, karena mereka menilai sidang Bucthar Tabuni merupakan sandiwara politik NKRI di Papua Barat.
Koordinator aksi demo, Warpo Manu Wetipo mengatakan, Bucthar Tabuni diculik, ditahan, dicaci maki, dipukul dan diisolasi dan hari ini dipengadilankan. Selain Bucthar, Sebby Sambom masih mendekam di Polda Papua, mereka ditahan hanya karena melakukan aksi damai dalam mendukung peluncuran IPWP di London, 16 Oktober 2008 kemarin. Mereka dijerat dengan pasal 106 KUHP jo pasal 110 KUPH (kasus makar), pasal 160 KUHP, pasal 212 KUHP serta pasal 216 KUHP terkait kasus makar, penghasutan dan melawan perintah jabatan. Padahal, jelas dia tidak ada unsur-unsur makar dan lagi Bucthar tidak pernah menghasut massa untuk melakukan perbuatan melawan aparat atau menghasut massa.
Oleh karena itu, pihaknya menilai bahwa Direskrim Polda Papua sedang melakukan pembunuhan terhadap hak dan demokrasi rakyat Papua Barat. Tertembaknya Opinus Tabuni (9/8/2008) di Wamena saat perayaan Hari Pribumi belum juga diusut pelakunya oleh Paulus Waterpau, namun Polda Papua sibuk dengan kasus Bucthar dan Sebby Sambom. Perbuatan ini menurutnya, merupakan suatu praktek konpirasi politik negara dalam membungkam HAM dan demokrasi.
"Kami melihat ada konspirasi politik negara karena belum selesai ditangani kasus Opinus Tabuni sewaktu perayaan Hari Pribumi di Wamena oleh Polda Papua malah Polda Papua sibuk dengan kasus Bucthar Tabuni dan Sebby Sambom,"terangnya.
Lebih lanjut diungkapkan dalam orasinya, tidak seharusnya ada cap separatis dan pasal makar dalam wilayah yang menjungjung tinggi HAM dan demokrasi, penahanan dan pemenjaraan rakyat Papua mulai dari pengibar bendera Bintang Kejora oleh Filep dan Yusak di Jayapura, 12 orang pengibar bendera BK di Fak-fak, Jack Wanggai dkk di Manokwari yang kini mendekam di penjara adalah bukti represi hukum negara. Negara seharusnya menyelesaikan persoalan politik melalui dialog bukan dengan hukum, sebab sampai kapanpun rakyat Papua Barat akan menuntut hak politik mereka melalui ekpresi demontrasi, kibarkan bendara dan lain-lain.
Oleh karena itu, pihaknya rakyat Papua Barat wilayah Baliem Wamena menuntut, bebaskan Bucthar Tabuni dan Sebby Sambom dan tangkap pelaku pemukulan terhadap mereka berdua, bebaskan seluruh tahanan politik Papua, hapus pasal KUHP tentang makar dan segera melakukan dialog internasional. Kemudian, jelasnya, sepanjang tuntutan ini belum dipenuhi maka pemerintah RI bertanggungjawab atas reaksi-reaksi emosional rakyat Papua Barat sebab rakyat mempunyai batas kesabaran. "Kami akan tetap melakukan aksi-aksi selagi tuntutan kami tidak dipenuhi karena kami menyuarakan rakyat kami yang tertindas oleh hukum Indonesia,"tegasnya.
Ditempat yang sama, Ketua Pengadilan Negeri Wamena, M Manullang, SH kepada pendemo mengatakan, pihaknya sudah menyampaikan tuntutan pendemo usai melakukan aksi demo minggu lalu, namun untuk kali ini pihaknya hanya bisa menyampaikan bahwa tidak ada kewenangan PN Wamena untuk membebaskan Bucthar Tabuni dengan Sebby Sambom, karena proses persidangannya di Pengadilan Negeri Jayapura.
Untuk itu, pihaknya meminta pengertian pendemo supaya memahaminya sehingga pihaknya tidak mungkin meminta Pengadilan Negeri Jayapura atau Pengadilan Tinggi Papua untuk membebaskan keduanya karena itu bukan kewenangan Pengadilan Negeri Wamena. "Kami sangat berterimakasih kepada teman-teman pendemo karena sudah melakukan aksi demo dengan damai tanpa merusak atau mengganggu aktifitas persidangan. Kami juga meminta maaf supaya untuk pembebasan Bucthar dan Sebby bukan merupakan kewengan kami tapi ada di Jayapura,"tandasnya kepada pendemo.
Usai mendengarkan jawaban dari Ketua PN Wamena maka perwakilan pendemo, Tulang Mani Dabi memberikan aspirasi mereka kepada Ketua PN Wamena guna ditindaklanjuti kemudian pendemo membubarkan diri dengan tertib. ***

Senin, 23 Februari 2009

Menang di Lamongan, Persipura Pimpin Klasemen

Dibawah siraman hujan lebat semalam (23/2) tim mutiara hitam "Julukan Persipura" akhirnya mengalami kemenangan pertamanya di partai ketiga pada putaran II Djarum Indonesia Superleague. Tim mutiara hitam berhasil menkandaskan tim biru langit Persela Lamongan dengan skor meyakinkan 3-1.
Gol-gol bagi anak asuhan Jaksen F Tiago ini dihasilkan oleh Boaz Solossa pada menit ke-13 dan ke 71 serta tambahan dari striker asing Persipura, Alberto "Beto" Goncalves. Sementara
gol balasan bagi tuan rumah di cetak oleh Jimmy Suparno.
Dengan kemenangan ini maka Persipura kembali memuncaki klasemen menggeser Persija dan Sriwijaya FC. Dengan tambahan tiga angka ini Persipura total meraup poin 43, sama dengan sriwijaya namun unggul selisih gol yang harus puas di urutan kedua. Persija kini harus turun ke peringkat ketiga. ***

RSUD Biak Punya Utang Rp 3 Miliar

BIAK-Akumulasi sejumlah persoalan di RSUD Biak yang terjadi selama ini akhirnya dibahas sampai ketingkat dewan, Jumat (20/2) kemarin. Direktur RSUD Biak Numfor Sergius Swabra, S.KM dan Kepala Dinas Kesehatan Biak Numfor Drs Sefnat Korwa, M.Si diundang oleh dewan untuk memberikan penjelasan soal keluhan terjadinya kekurangan obat selama ini dan sejumlah persoalan lainnya.
Menariknya dalam pertemuan itu terungkap bahwa hingga saat ini RSUD Biak memiliki utang sebesar Rp 3 miliar. Utang sebanyak itu merupakan belanja barang yang habis pakai di RUSD Biak sejak tahun 2002 sampai sekarang.
" Dalam pertemuan tadi pihak RSUD Biak mengungkapkan bahwa mereka memiliki utang sebesar Rp 3 miliar. Menurut mereka utang sebesar itu merupakan belanja barang habis pakai," ujar Ketua DPRD Kabupaten Biak Numfor Nehemia Wospakrik, SE kepada Cenderawasih Pos usai memimpin pertemuan dengan pihak eksekutif, kemarin.
Tentang persoalan keluhan kekurangan obat, Wospakrik mengatakan dari hasil penjelasan pihak RSUD Biak dan Dinas Kesehatan menyatakan bahwa pada dasarnya obat itu sebenarnya ada. Hanya saja yang jadi persoalanya adalah ketika pemberian resep ke masyarakat ada kekurang mengertian petugas di bagian pemberian obat.
" Menurut pihak RSUD Biak dan Dinas Kesehatan obat itu ada, persoalannya hanya kesalah pahaman saat pemberian obat. Artinya obat yang ditulis dalam resep namanya lain sehingga kadang kosong, namun obat dengan kegunaan sama sebenarnya ada. Nah disini hanya terjadi kesalah pahaman menurut mereka," tandasnya.
Disisi lain, kata Wospakrik, dari hasil petermuan itu juga disimpulkan bahwa selama ini kurang ada koordinasi yang baik antara Dinas Kesehatan dan RSUD Biak dengan pihak gudang Farmasi. Oleh karena itu, kadang terjadi kekosongan obat di RSUD Biak.
"Apapun alasannya silakan saja, namun kedepan kejadian kekurangan obat tidak perlu terjadi lagi kedepan. Ini perlu menjadi perhatian serius dari instansi terkait sehingga tidak ada lagi masyarakat mengeluh tentang kekurangan obat," pungkasnya.***

Persipura Ambisi Curi Poin

JAYAPURA-Meraih point menjadi target bagi Persipura Jayapura saat menghadapi Persela Lamongan di Stadion Surajaya, Lamongan, Senin (22/2) malam nanti.
Apalagi, kondisi seluruh pemain Persipura dalam keadaan siap tempur, melakoni pertandingan di Kota Soto Lamongan tersebut. "Puji Tuhan, kondisi anak-anak baik. Bahkan sudah mencoba lapangan dan berjalan dengan lancar kemarin,' kata sang Pelatih, Jackson F Tiago ketika dihubungi Cenderawasih Pos via telepon selulernya, semalam.
Bahkan, dalam ujicoba lapangan Surajaya kemarin, tidak ada pemain yang cedera dan dalam performa yang baik dan siap tempur. Edu Ivakdalam dkk juga diharapkan mampu meraih point.
Dasarnya, pada pertandingan nanti malam Persipura memiliki tiga pilihan. Jika menang dipastikan akan meraih puncak klasemen sementara, jika seri akan tetap naik, tapi hanya di peringkat dua. Sedang kalah, posisinya akan tetap di peringkat tiga. "Tentu kita ingin menang agar bisa ke puncak klasemen," ujar Jackson, usai memimpin uji lapangan tim asuhannya di Stadion Surajaya kemarin sore.
Untuk mewujudkan ambisinya, Jackson akan menumpahkan kemampuannya untuk memanduk anak asuhnya selama pertandingan. Semua pemain dipompa untuk bermain maksimal hingga titik darah penghabisan. Ini dilakukan karena dia tahu persis Persela bukan tim kacangan.
Tapi, sebuah tim kesebelasan yang seringkali bikin kejutan juga. "Untuk itu tim kita sudah siap. Kondisi tim sangat kompak dan enjoy. Anda bisa lihat sendiri suasannya. Hanya, lapangan kelihatannya kurang bagus,"tuturnya.
Meski di berbagai pertandingan, Persela Lamongan di bawah sang pelatih M Basri belum pernah kalah saat bertanding menghadapi lawan-lawannya di Stadion Surajaya yang merupakan stadion kebanggaannya ini, namun Jackson F Tiago tidak mau terpengaruh dengan rekor lawan tersebut.
Apalagi, sang pelatih mengaku sudah mempunyai berbagai pertimbangan dan strategi untuk menghadapi Persela Lamongan dalam pertandingan kali, di samping telah mengetahui kekuatan lawan.
Tentang strategi untuk menghadapi Persela Lamongan ini, Jackson F Tiago tampaknya tidak berkomentar banyak, namun yang jelas pihaknya akan menjelaskan strategis menghadapi Persela itu kepada sang Kapten Eduard Ivakdalam dkk. "Ada beberapa hal yang menjadi catatan saya dan nanti saya jelaskan kepada anak-anak dalam meeting besok, bagaimana cara bermain yang disiapkan dengan baik," ujarnya.
Persela Lamongan sendiri tentu juga berambisi untuk terus mempertahankan rekor tidak terkalahkan saat main di kandang. Bahkan bisa jadi dapat mencuri poin dari lawannya.
Meski demikian, Jackson mengakui bahwa untuk meraih poin di kandang Persela Lamongan, pihaknya tetap akan mengandalkan kerjasama tim.
Soal kekuatan lawan? Jackson menilai bahwa Persela Lamongan merupakan tim kuat dan perlu diwaspadai . Apalagi, Laskar Joko Tingkir, julukan bagi Persela Lamongan memiliki 2 pemain sayap yang sangat hidup dan mampu memberikan umpan yang membahayakan gawang lawan, termasuk peran Alex Robinson, salah seorang pemain asing yang dimiliki Persela Lamongan tentu menjadi perhatian khusus bagi Persipura Jayapura.
Alex Robinso sendiri sering melakukan gerakan tusukan ke tengah lapangan dengan melakukan aksi solorun dan mampu memanfaatkan bola mati dengan baik.
Pemain lainnya yang perlu diwaspadai, adalah Dicky Firasat dan Ucok Batubara serta Jimmy Suparno.
"Bukan satu pemain saja yang diwaspadai, tapi kinerja mereka," katanya.
Apakah Persipura akan menurunkan pemain lapis dalam menghadapi Persela Lamongan kali ini? Seperti pernyataan pengamat bola, Nico Dimo yang meminta sang pelatih untuk menurunkan pemain lapis dua yang selama ini dibangku cadangkan seperti Tinus Pae dan Ardiles Rumbiak, Jackson mengatakan diriya akan melihat besok, apakah akan diturunkan atau tidak.
Hanya saja, Jackson menyatakan bahwa pihaknya memiliki program yang jelas dalam pertandingan Liga Super Indonesia tahun 2009 ini, apalagi pertandingan kali berbeda dengan sebelumnya, dimana dalam kompetisi pada babak 8 besar bisa saja melakukan spekulasi.
Di samping itu, dirinya juga membutuhkan kepastian terhadap tim, karena semua poin sangat penting bagi Persipura Jayapura. "Ini kompetisi penuh, berbeda sebelumnya, dimana jika gagal pada pertandingan pertama dan kedua masih ada peluang, namun dalam system penuh ini saya tidak bisa melakukan eksperimen. Kita harus pasti dan konsisten," tandasnya.
Sementara itu dari Lamongan dilaporkan, Persela Lamongan tidak keder dengan ancaman Persipura Jayapura. Seganas apapun tim kesebelasan berjuluk Mutiara Hitam itu tampil demi memenuhi janjinya akan membuat kejutan pada pertandingan lanjutan putaran II kompetisi Indonesia Super League (ISL) 2008/2009 di Stadion Surajaya Lamongan nanti malam, Persela siap meredamnya. Bahkan, tim besutan pelatih asing Jackson F Tiago itu harus ditaklukkan.
"Biar saja mereka berambisi setinggi langit. Tapi, kita yakin mengalahkannya. Kita harus menang, apalagi bermain di kandang. Lihat saja besok (nanti,Red) malam. Tentu, keinginan ini harus didukung bersama," kata pelatih Persela M. Basri di sela-sela memimpin anak asuhnya di stadion Surajaya kemarin (22/2) sore.
Bagi Basri, Persipura tidak perlu ditakuti. Kemampuannya sama dengan tim peserta ISL yang lain. Kalaupun tim asal Pulau Cendrawasih itu kini berada di posisi papan atas klasemen sementara, itu karena banyak diuntungkan pada putaran I. Tepatnya saat pertandingan di bulan puasa.
"Jadi, tidak ada sebutan tim besar di ISL ini. Semua memiliki peluang sama, dan Persela peluang lebih besar itu ada di tangan kita sekarang ini," imbuhnya.
Optimisme Basri tim asuhannya mampu meredan bahkan menaklukkan Persipura bukan didasarkan kesiapan Jimmi Suparno dkk. Pada persiapan terakhir, tim kesebelasan kebanggaan warga Lamongan ini dinyatakan dalam kondisi siap tempur. Bahkan, mental dan semangat bertanding yang dimiliki pemain kini sedang dalam puncaknya.
Absennya Marcio Souza da Silva dan Sukadana tidak terlalu menjadi beban tim. Pemain alternatif yang bakal diturunkan untuk mengisi posisi dua pemain andalan itu dinyatakan suda siap. Bahkan, barisan depan sudah menemukan jalinan kerjasama yang pas. Untuk ini Basri juga sudah memanggil Charlie?sapaan akrab striker anyar Persela Carlos Raus Scucati. ****

TPN/OPM Bakar Merah Putih

Juga Sempat Tembaki Pos Pol Tingginambut, Puncak Jaya


Menjelang pemilu yang semakin dekat, kelompok separatis bersenjata (TPN/OPM) cenderung meningkatkan aktifitasnya, terutama di Distrik Tingginambut, Kabupaten Puncak Jaya, Papua.
Jika Januari lalu, melakukan aksi perampasan 4 pucuk senjata milik anggota Pos Polisi Tingginambut, serta melukai seorang istri anggota Pos Polisi, maka kali ini dilaporkan TPN/OPM malah merobek dan membakar bendera merah putih. Peristiwa ini, terjadi di atas gunung, berjarak sekitar 500 m dari Pos Polisi dan Kantor Distrik Tingginambut, Sabtu 21/2) pukul 14.00 WIT.
Tak hanya itu, TPN/OPM yang diperkirakan dari kelompok Goliat Tabuni ini, juga melakukan penembakan terhadap pos pol Tingginambut dari jarak jauh dan mengenai atap seng pos pol tersebut, namun tidak menimbulkan korban jiwa.
Tentang insiden ini, dibenarkan Kapolda Papua, Irjen Pol Drs FX Bagus Ekodanto saat dihubungi Cenderawasih Pos via telepon selulernya, Sabtu malam.
"Ya, mereka mengambil bendera dan membakarnya. Mereka juga sempat menembaki pos pol namun hanya mengenai atap sengnya saja," katanya.
Kapolda mengatakan, tindakan anggota TPN/OPM ini sudah kategori sangat membahayakan masyarakat setempat dan anggotanya, sehingga pihaknya akan melakukan tindakan tegas. Diakui bahwa masyarakat melaporkan kalau mereka juga diintimidasi TPN/OPM tersebut, bahkan TPN/OPM juga dilaporkan melakukan pencurian terhadap bahan makanan milik penduduk setempat.
Bahkan TPN/OPM tersebut berdasarkan laporan masyarakat juga melakukan pemerkosaan terhadap penduduk setempat.
Sementara itu, adanya informasi bahwa anak buah Goliat Tabuni sering membuat resah masyarakat, Ketua Sinode GIDI (Gereja Injili di Indonesia) Papua, Pdt Lipiyus Biniluk STh mengakui belum mengetahui secara persis.
Hanya saja, ia mengakui bahwa anak buah Goliat Tabuni sering turun ke jalan utama yang menghubungkan Mulia, Puncak Jaya dengan Wamena, Jayawijaya.
"Mereka sering turun di jalan besar, tepatnya daerah Tinggineri, Distrik Tingginambut, namun laporan yang saya terima belum berulah menghadangi sopir-sopir yang lewat dan belum mengganggu dan masih aman terkendali,"' ujarnya
ketika dihubungi Cenderawasih Pos secara terpisah.
Meski demikian, Pdt Lipiyus meminta agar Goliat Tabuni dan anak buahnya tidak mengganggu masyarakat yang sedang menunggu pesta demokrasi, pemilu 2009.
Ketua Sinode mengungkapkan pihaknya saat ini sedang berupaya mengirimkan beberapa pemuda ke tempat-tempat seperti itu untuk menyampaikan pelayanan pembinaan kerohanian, bahkan para pemuda itu telah masuk ke daerah tersebut dan saat ini telah berjalan dengan baik sebagai upaya dari pihak gereja untuk melakukan pembinaan kerohanian.
Terkait 4 senjata yang dirampas anak buah Goliat Tabuni dimana Polda Papua berupaya melakukan secara persuasive dengan melibatkan tokoh agama, tokoh masyarakat dan tokoh adat agar dikembalikan, Ketua Sinode mengakui bahwa pihak gereja sudah berupaya melakukan hal tersebut, namun hingga sekarang belum berhasil, meski begitu pihaknya belum menyerah.
Ia juga menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk menjaga keamanan bersama menjelang pelaksanaan pemilihan umum yang akan digelar April 2009 mendatang.
Kapolres Puncak Jaya, AKBP. B Chris Rihualy saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos melalui telepon selulernya, Minggu (22/2) membenarkan aksi sekelompok TPN/OPM tersebut.
Ia menceritakan, saat itu 3 orang anggota Pos Polisi Tingginambut, Briptu Otto Binur, Bripda Rudolf Rumbiak dan Bripda Wiliam Faidiban tepat pukul 10.30 Wit berangkat ke gunung Yonggum menancapkan bendera merah putih.
Usai menancapkan bendera merah putih, ketiganya kembali ke pos, namun di perjalanan sempat direntet tembakan 6 kali. Bahkan berselang 1 jam setelah mereka tiba di pos, anggota pos polisi melihat sekelompok TPN/OPM (berkisar 6 orang) menurunkan, mencabut, merobek sekaligus membakar merah putih.
Tak hanya itu, jelas Kapolres, kelompok TPN/OPM juga mengeluarkan tembakan sebanyak 2 kali ke arah pos polisi yang kemudian langsung dibalas tembakan 2 kali oleh anggota pos polisi ke arah kelompok tersebut. Tidak ada korban jiwa dalam aksi baku tembak tersebut.
Saat kejadian, tambah Kapolres, saksi mata yang melihat aksi kelompok tersebut adalah Kapolpos Tingginambut bersama 7 anggotanya yang siap di Mako Pos Polisi.
Kapolres mengungkapkan, langkah yang dilakukan oleh pihaknya adalah memerintahkan Wakapolres, Kasat intel, Kasat lantas, Kanit P3D, anggota reskrim dan anggota Brimob langsung terjun ke lapangan guna melihat situasi di lapangan. Kemudian pihaknya hanya menunggu perintah dari atasan guna tindaklanjutnya dan selalu meningkatkan kewaspadaan di lapangan yang dibantu dari satuan Brimob Polda Papua BKO Polres Puncak Jaya.
Rupanya kelompok tersebut juga membakar bendera merah putih yang ditancapkan Pos TNI Satgas Rajawali Yonif 754/ENK, berjarak sekitar 400 m, Minggu (22/2) pukul 10.40 Wit.
Pabung Puncak Jaya, Kapten Inf. Junaid saat dikonfirmasih melalui ponselnya mengatakan, menurut informasi yang diterimanya, ada 10 orang kelompok TPN/OPM pimpinan Goliat Tabuni dengan menggunakan senjata melintas melalui Kampung Monia menuju Kampung Puruge dan tiba di ketinggian 400 m dari pos TNI dan membakar bendera merah putih.
Setelah membakar bendera, kelompok tersebut langsung melarikan diri ke arah Kampung Monia, Distrik Tingginambut. Peristiwa tersebut langsung dilihat Danpos 754/ENK, Letda Inf. Dedi. "Peristiwa pembakaran bendera merah putih yang dilakukan oleh kelompok TPN/OPM dilakukan 2 kali dalam 2 hari juga yaitu Sabtu (21/2 dan Minggu 22/2),"jelasnya..
Sekedar diketahui, Pabung menambahkan, telah terjadi pemerkosaan oleh salah satu kelompok TPN/OPM terhadap seorang wanita asal Kampung Nalime yang melintas kemudian korban melaporkan kepada suaminya (AM). Mendengar istrinya diperkosa kelompok TPN/OPM, AM pergi menuju Kampung Berime, Distrik Tingginambut guna mencari pelaku dengan bersenjata parang.
Sebelum tiba di Kampung Berime (sekitar 200 m) AM dihadang 15 orang bersenjata dan menodongkan senjata ke arah AM, serta menanyakan apa keperluaannya, namun AM langsung mengayunkan parangnya dan mengenai tangan salah satu kelompok TPN/OPM itu.
Akibatnya, tali sandang senjata putus dan senjata tersebut terlepas kemudian langsung dibawa lari oleh AM ke arah Kampung Gurage untuk diserahkan kepada Pos TNI 754/ENK Gurage.
Namun naas bagi AM, di tengah perjalanan ia kembali dihadang dan dianiaya tepatnya di jembatan besi (sekitar 1 km dari pos TNI 754/ENK Gurage). Melihat kejadian itu, masyarakat langsung membantu, namun pelaku melarikan diri.
Selanjutnya korban dilarikan ke pos TNI 754/ENK Gurage guna mendapatkan perawatan medis. Pabung menambahkan, direncanakan hari ini (23/2) akan dilakukan penyerahan hadiah kepada AM dari Pangdam XVII Cenderawasih melalui Dandim 1705/PN yang akan diserahkan oleh Pabung Puncak Jaya.
Enembe///
Sementara itu, Bupati Kabupaten Puncak Jaya, Lukas Enembe, S.IP saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos lewat telepon selulernya, Minggu (22/2) sangat menyangkan kejadian tersebut.
Dikatakan, peristiwa ini merupakan tindakan kriminal dan telah mengganggu kedaulatan negara RI, dalam arti bendara yang sah yaitu bendera merah putih mengapa ada orang yang merobek-robek dan membakarnya.
"Peristiwa ini sangat memalukan karena dilakukan tidak jauh dari pos-pos keamanan, baik TNI maupun Polri yang bertugas di Tingginambut, oleh karena itu, tindakan ini merupakan kriminal besar yang dilakukan orang yang tidak bertanggungjawab,"ungkapnya.
Menurutnya, tindakan selanjutnya yang harus dilakukan oleh pihak keamanan khususnya polisi adalah persuasive, sehingga tidak mengganggu proses pesta demokrasi (pemilu) yang tinggal hitungan bulan lagi. Sebab jika dilakukan tindakan atau cara lain, maka tidak akan menyelesaikan persoalan, malah yang ada akan menimbulkan persoalan baru mengingat peluang terjadinya konflik sangat kuat dikarenakan kegiatan nasional yaitu proses pemilu sudah dekat.
Untuk itu, pihaknya menghimbau kepada pihak keamanan kalau sudah mengetahui pelakunya, maka bisa mengejar dan menangkapnya. Bupati mengakui, memang pelaku adalah segelintir orang yang tidak mengerti tujuan apa yang diperjuangkan itu, oleh karena itu, bupati berharap agar mereka (kelompok TPN/OPM) bisa kembali ke dalam pangkuan ibu pertiwi dan mengabdi sebagai warga negara biasa, karena pemerintah RI dan Pemkab Puncak Jaya akan siap memfasilitasi mereka.
Dengan demikian, tambah bupati, harus ada pertobatan yang bertujuan untuk kembali menjadi rakyat Indonesia serta tidak mengganggu rakyat lagi. Ditanya soal penyelesaian seperti apa yang diharapkan, bupati mengungkapkan, peristiwa tersebut diserahkan kepada pihak keamanan karena untuk menjaga stabilitas keutuhan NKRI ada di tangan mereka (TNI/Polri), tapi alangkah baiknya jika dilakukan tindakan persuasif mengingat proses pemilu sudah di depan mata.***

Minggu, 22 Februari 2009

Pertemuan Bupati-Kepala Kampung Ricuh

MANOKWARI-Pertemuan antara Bupati Manokwari Drs.Dominggus Mandacan dengan para kepala kampung di Sasana Karya Kamis (19/2) dicuh. Aparat kampung yang berjubel di dalam dan di luar ruangan ini berteriak-teriak meminta agar mantan Kepala Dinas Kesejahteraan Sosial Drs.Sergius Muabauy, M.Si menghentikan penjelasannya mengenai PNPM (Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat) Mandiri.
Pertemuan yang berlangsung mulai pukul 10.30 WIT dan dihadiri Wabup Ir.D.Buiney,Wakapolres dan sejumlah pejabat ini merupakan kelanjutan dari aksi unjuk rasa damai para kepala kampung sehari sebelumnya. Aparat kampung menuntut agar PNPM Mandiri dipisahkan dengan program otonomi khusus (Otsus) serta tuntutan kenaikan honor.
Aparat kampung mulai berdatangan sejak pagi. Demikian pula terdapat aparat kepolisian yang berjaga-jaga di kantor bupati mengantisipasi hal-hal tidak diinginkan. Karena ruangan tak mampu menampung ratusan aparat kampung, sebagian berdiri dan duduk di luar.
Bupati Mandacan menanggapi aksi demo aparat kampung dengan menjelaskan kalau dirinya baru mengetahui penggabungan PNPM Mandiri dengan program Otsus pada Desember 2008. Sedangkan mengenai kucuran dana Otsus tahap kedua dan ketiga baru direalisasikan pada November 2008.
Selanjutnya Bupati Mandacan memberi kesempatan kepada mantan Kadiskesrasos menjelaskan program PNPM Mandiri Respek (Rencana Strategis Kampung). Namun di tengah penjelasannya, tiba-tiba sejumlah aparat kampung berteriak-teriak dan meminta Muabuay turun dari mimbar.
Suasana ricuh dengan teriakan-teriakan disertai umpatan tidak layak dipublikasikan. Wakapolres Manokwari sempat beranjak dari tempat duduknya didampingi beberapa anak buahnya dan menemui aparat kampung. Wakapolres meminta agar massa tenang dan mendengarkan penjelasan. Hingga akhirnya suasana dapat dikendalikan. Muabuay langsung menghentikan penjelasannya di tengah jalan.
Penjelasan Bupati Mandacan tampaknya lebih mengena, sehingga para kepala kampung kembali tenang. Menanggapi tuntutan kepala kampung yang menghendaki pemisahan PNPM Mandiri dengan program Otsus, Bupati Mandacan mengatakan, Pemda akan membuat surat ke gubernur. Sedangkan mengenai tuntutan kenaikan honor, dijelaskan kalau Pemkab Manokwari sudah merencanakan kenaikan honor aparat kampung.
''Kita sudah rencanakan, namun besarnya tidak sesuai tuntutan. Jumlah kampung kita cukup banyak dan membebani anggaran daerah,'' jelasnya.***

Pesawat Trigana Tergelincir di Puncak Jaya

Kecelakaan pesawat kembali terjadi di Papua. Jika sebelumnya sebuah pesawat Twin Otter milik maskapai penerbangan Trigana Air Service di Bandara Nop Goliat, Dekai, Kabupaten Yahukimo, tergelincir dan menyebabkan moncong pesawat ringsek, maka kasus serupa terjadi di Bandara Bioga, Kabupaten Puncak Jaya.
Pesawat Twin Otter milik maskapai Trigana Air Service ini, juga tergelincir saat mendarat di Bandara Bioga, Kabupaten Puncak Jaya. Akibatnya, ban depan pesawat patah dan hingga kini pesawat masih berada di bandara tersebut.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Papua, Kombes Pol Drs Agus Rianto kepada wartawan membenarkan adanya laporan tergelincinya pesawat Trigana Air Service tersebut. 'Kami mendapatkan informasi bahwa kecelakaan pesawat Trigana tersebut terjadi sekitar pukul 07.00 - 08.00 wit di Bandara Bioga, Mulia, Kabupaten Puncak Jaya,' kata Kabid Humas disela-sela Simulasi Pengamanan Pemilu 2009 di Lapangan PTC, Entrop, Jumat (20/2) kemarin.
Menurutnya, pesawat yang tergelincir tersebut, merupakan pesawat jenis Twin Otter DHC 6 milik, Trigana Air Service, sebuah perusahaan penerbangan yang selama ini dikenal melayani penerbangan di Pedalaman Papua tersebut.
Hanya saja, dalam kasus kecelakaan pesawat terbang tersebut, dilaporkan ada korban jiwa, hanya kerugian material saja karena pesawat Twin Otter Trigana tersebut mengalami patah ban depan pada saat mendarat di bandara tersebut.
'Pilot diketahui bernama Hari Wibisono dan co pilotnya, bernama Agung bersama dengan 18 penumpang dimana 14 orang penumpang dewasa dan 2 anak dan 2 bayi dalam keadaan selamat,' ungkap Kabid Humas, Agus Rianto.
Kabid Humas menambahkan bahwa pesawat tersebut diketahui terbang dari Timika dengan tujuan ke Bioga Puncak Jaya.****